14 Januari 2009

RENUNGAN UNTUK SAHABAT





Tutup mata buka mata hati, lihatlah orang disekitarmu !! seberapa besarkah rasa hormatmu kepada kedua orang tuamu?, seberapa besarkah rasa sayangmu kepada saudara-saudaramu?, seberapa besarkah rasa kesedihanmu jikalau mereka meninggalkanmu takkan kembali untuk selamanya? Tanpa permisi, tanpa bisa berpelukan. Bagaimana jika kamu bertemu dengannya pada pagi harinya dengan berbadan sehat, lincah, dengan senyumannya yang menenteramkan hati, dengan canda guraunnya yang mampu meruntuhkan kesedihan yang menggunung dihatimu, dan disaat sore harinya saat kamu pulang kerumah kamu temui bendera kuning yang berkibar didepan rumahmu, orang-orang berkumpul deangan pakain gelap dirumahmu, mungkin kamu sedikit tersenyum, mau buat lelucon apa mereka?, dan setelah kamu tahu apa yang sebenarnya terjadi, orang yang kamu kasihi, orang yang bisa mengasihi kamu telah tidur pulas dan tidak akan pernah kembali untuk selamanya, dengan kedua tangan dilipat didadanya, kamu pasti tidak akan percaya dengan apa yang kamu lihat, kamu berfikir bahwa kamu sedang dalam dunia mimpi, tapi setelah kamu sadar, Air mata yang tak bisa habis dibalik bola mata ini tidak mampu keluar setetespun, fikiran kamu dirasuki ribuan kalimat tanya, benarkah ini?, Mengapa?. Tak bisa kita bayangkan betapa besar kesedihan yang kita alami.

Buka mata lihatlah apa yang terjadi pada teman-teman dan saudara-saudara kita di Palestina sana? Tank-tank dan pesawat-pesawat super canggih yang meluluh lantakkan tulang dan tubuh saudara kita disana, Anak-anak yang tak berdosa jadi mangsa keganasan Israel saat mereka duduk bersimpuh menangis pilu disamping jenazah ibunya.

Sungguh ironis, tulang belulang mereka berkepingan, darah membanjiri kota, jeritan tangisan wanita dan anak-anak menggema, bisakah kita bayangkan jika mereka adalah ayah, ibu, adik dan kakak dan teman sepermainan kita??

Tersentuhkah hati kita? Adakah rasa iba dihati kita, mampukah kita mngeluarkan setetes air mata, karena hanya dengan setes air mata bisa membuktikan kita adalah seorang manusia yang punya hati nurani.

Dibalik kepiluan ini semua, betapa bahagia dan senangnya pemilik pabrik senjata, duduk manis dengan secangkir kopi, sepotong roti dengan sebuah koran ditangannya, betapa dia tersenyum dan melihat mayat-mayat yang bergelimpangan dan betapa dia bangga dengan dengan aksi tentara-tentara Israel yang terus dan terus menghujani masyarakat Palestina dengan peluru-peluru yang dia buat, dan dia selalu berdoa Perang sajalah terus, biar omzet senjata saya berlipat ganda, dan dia sangat bangga dengan ulah PBB yang bermain dibelakang panggung, saat disorot dengan kamera didepan Publik sang Perhimpunan Bangsa Bangsa ini dengan mulut manisnya menyerukan Perdamaian, sementara dibelakang layar mereka mengumpulkan uang dari saku-saku anggotanuya, Iuran untuk membeli persenjataan dan diserahkan kepada tentara-tentara Israel, sebagian dari mereka memasang uang taruhan diatas meja rapat yang menjanjikan dunia akan selalu damai, mereka bertaruh siapakah yang jadi pemenang perang dari kedua Negara ini?, sungguh menjijikkan , mungkin begitulah gambaran dan imajinasi negaif kita dengan pekerjaan PBB yang digenggeam sebelah tangan oleh Amerika Serikat ini.


Untukmu saudaraku

Saudaraku.....
Kakakku........
Adikku...........
Maafkanlah aku yang tak berdaya,
Hanya bisa jadi penonton,
Dan tidak bisa berbuat apa-apa
Saaat kalian berlarian melawan maut,
Peluru-peluru menghujani kalian,
Bom dan amunisi memisahkan
Raga dan jiwa kalian....
Rudal-rudal yang mencincang kalian..
Saudaraku....
Aku hanya bisa bersedih
Dan meneteskan air mata,
Saudaraku.....
Sesungguhnya bidadari-bidadari
Telah menunggu kalian semua
Ditaman syurga dengan senyumannya,
Saudarku.....
Maafkanlah aku......

By : Ivan

Tidak ada komentar: